Bagaimana kesiapan anak untuk merasakan sesuatu? Pernahkah Anda mencoba membacakan buku yang sama untuk seorang anak di usia dini dan setelah, misalnya, beberapa tahun? Anda mungkin telah memperhatikan perbedaan dalam persepsinya: pertama kali dia tidak mendengarkan narasi sama sekali. Buku itu tidak menarik baginya. Tetapi di usia selanjutnya, anak itu mendengarkan bacaan Anda dengan penuh minat, atau dia sendiri membaca buku yang sama dengan penuh semangat. Ada apa di sini? Lagi pula, isi buku tidak berubah. Tepat pada saat pembacaan kedua, anak itu sudah dewasa dan siap menerima informasi yang ditawarkan.
instruksi
Langkah 1
Situasinya mirip dengan pendaftaran sekolah. Agar proses belajar di kelas satu tidak menjadi kerja keras yang mengerikan bagi seorang anak, sesuai dengan tingkat perkembangan usianya, ia harus sudah siap untuk pergi ke sekolah. Tetapi apakah mungkin untuk memeriksa kesiapan anak untuk sekolah? Tentu saja. Cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan mengamati perilaku dan aktivitas anak dari dekat. Pada anak usia dini, dari 2 hingga 6 tahun, aktivitas utamanya adalah bermain.
Langkah 2
Pada usia sekitar 6-7 tahun, aktivitas utama anak mulai berubah. Hanya saja, jangan berharap bahwa dia akan bermalam sendirian membuang semua mainan dan duduk di meja. Tentu saja, anak terus bermain, tetapi belajar sudah menjadi prioritas baginya. Pada titik ini, perhatikan lebih dekat apa yang sedang dimainkan anak. Jika ini adalah permainan peran yang agak rumit yang mensimulasikan kehidupan nyata, misalnya, ke dokter, ke sekolah yang sama, maka kemungkinan besar anak tersebut siap untuk sekolah.
Langkah 3
Cobalah untuk mengajak anak Anda menyelesaikan beberapa tugas yang dekat dengan pendidikan, tetapi dengan cara yang menyenangkan. Pada saat yang sama, tidak perlu memberi tahu anak tentang niat Anda untuk "menguji" kesiapannya untuk pergi ke sekolah. Biarkan dia melakukannya begitu saja.
Langkah 4
Pilih tugas untuk konsentrasi perhatian (Misalnya, temukan 10 perbedaan antara dua gambar.), Logika berpikir (Objek mana yang berlebihan dari seluruh rangkaian yang digambar atau didaftar dan mengapa?), Imajinasi (Biarkan dia membuat, misalnya, hewan masa depan atau transportasi masa depan, dan sebagainya.).
Langkah 5
Salah satu indikator tidak langsung dari kesiapan sekolah adalah keinginan untuk mendapatkan nilai. Tidak ada sistem penilaian poin di TK. Namun, jika seorang anak berusaha untuk menerima nilai untuk menyelesaikan tugas apa pun, dia mungkin siap untuk sekolah.
Langkah 6
Dengan demikian, pada masa transisi dari taman kanak-kanak ke sekolah, perilaku anak berubah secara radikal. Dan, pertama-tama, pengamatan yang cermat terhadap aktivitasnya akan memungkinkan dengan akurasi tinggi untuk menentukan dan memeriksa kesiapan anak untuk sekolah.