"Tidak ada yang bertahan selamanya di bawah bulan." Sayangnya, pepatah suram ini dalam beberapa kasus benar dalam kaitannya dengan kehidupan keluarga. Lagi pula, banyak pasangan, tidak hanya muda, tetapi juga dengan pengalaman, secara bertahap mulai saling dingin, menemukan kesalahan dengan kesalahan, kekurangan pasangan. Akibatnya - pertengkaran, skandal, kekecewaan. Dan dalam beberapa kasus ini secara alami mengarah pada perceraian. Bagaimana Anda dapat menghindari bahaya ini dengan menjaga cinta dalam pernikahan Anda?
instruksi
Langkah 1
Ingat, pernikahan adalah seni kompromi. Sifat seseorang sedemikian rupa sehingga kebiasaan, selera, pandangannya sendiri tampaknya paling benar, diletakkan di tempat pertama, dan dia memperlakukan kekurangannya dengan merendahkan (atau tidak memperhatikannya sama sekali). Dan dia sering meremehkan pandangan, selera, dan kebiasaan orang lain, bahkan pasangan hidup, sementara kekurangan orang lain mengganggunya. Akibatnya, pertengkaran, klaim, keluhan timbal balik dimulai di antara pasangan. Dan semakin sering ini terjadi, semakin cepat cinta bisa hilang. Karena itu, jangan menganggap pendapat Anda sebagai kebenaran tertinggi. Selalu berusaha untuk mendengarkan dengan seksama pasangan Anda, dengan tenang mendiskusikan masalah kontroversial dengannya, mencoba untuk mencapai solusi kompromi. Di suatu tempat Anda bisa menyerah.
Langkah 2
Bersikaplah rendah hati terhadap kekurangan pasangan Anda. Bagaimanapun, pasangan Anda bukan malaikat, tetapi orang yang hidup! Jika ada kebiasaan atau perilaku pasangan Anda yang membuat Anda sangat tidak nyaman, bicarakan terus terang dengannya tentang topik ini, tetapi hanya dengan tenang dan sopan.
Langkah 3
Bersikaplah bijaksana, kenali hak pasangan Anda atas ruang pribadi, hobi, dan hobi. Beberapa orang mengambil pepatah "Suami dan istri adalah satu Setan" terlalu harfiah. Dengan tulus percaya bahwa pasangan harus selalu ada di sana, bahwa tidak ada rahasia antara suami dan istri, mereka mulai berperilaku terlalu sembrono, terkadang tidak bijaksana, melukai harga diri pasangan. Misalnya, mereka menelusuri email pasangan tanpa izin atau panggilan masuk-keluar, SMS di ponselnya. Atau mereka menuntut agar pasangan menghabiskan seluruh waktu luang mereka bersama. Akibatnya, suami kehilangan kesempatan untuk mengobrol dengan teman atau pergi ke stadion, memancing, dan istri tidak dapat mengobrol dengan teman-temannya di kafe atau berbelanja sambil berbelanja. Inilah alasan yang sudah jadi untuk ketidakpuasan, kejengkelan!
Langkah 4
Ingatlah bahwa dalam pernikahan Anda harus bijaksana, bahwa pasangan bukan milik Anda, dia tidak berkewajiban untuk menghabiskan setiap menit gratis hanya dengan Anda. Jangan lupa tentang kekuatan ajaib dari kata-kata baik, pujian. Selalu berusaha lebih sedikit untuk memarahi, mencari kesalahan (bahkan jika Anda memiliki sesuatu untuk itu), dan lebih sering memuji, mengucapkan kata-kata yang baik. Harapkan belahan jiwa Anda dengan kejutan, hadiah, bahkan yang sederhana. Ciptakan lingkungan yang hangat dan ramah di rumah Anda. Jika Anda berperilaku seperti ini, cinta dalam keluarga tidak akan hilang, tetapi hanya menjadi lebih kuat.