Membesarkan anak adalah tugas yang bertanggung jawab dan seringkali sulit. Terkadang kelelahan dan ketidaksabaran diterjemahkan menjadi lekas marah dan kata-kata kasar. Namun harus diingat bahwa perilaku impulsif Anda dapat mempengaruhi keadaan psikologis dan mental anak di masa depan. Karena itu, Anda perlu belajar mengendalikan emosi.
instruksi
Langkah 1
Jika Anda merasa kesal dan akan menyerang anak, beri diri Anda istirahat - tinggalkan ruangan selama beberapa menit (jika mungkin) atau pikirkan saja hal lain. Melakukannya akan memberi diri Anda waktu untuk menenangkan diri, dan mungkin menyadari bahwa Anda marah karena hal sepele.
Langkah 2
Cobalah untuk memahami apa yang mendorong anak. Tempatkan diri Anda di tempatnya. Tampaknya bagi Anda dia melakukan sesuatu untuk membuat Anda kesal, tetapi ini tidak mungkin terjadi. Mungkin dia tidak tahu perilaku seperti apa yang mereka inginkan darinya, atau dia sedang berusaha mendapatkan perhatian Anda.
Langkah 3
Alih-alih berteriak dan memaki, cobalah dengan tenang (tetapi dengan percaya diri) menjelaskan kepada anak Anda apa yang tidak Anda sukai dan mengapa. Penting bagi anak untuk melihat dengan jelas hubungan sebab akibat antara perilakunya dan reaksi Anda. Karena jika dia tidak memahami alasan ketidakpuasan Anda, Anda dapat mencapai hasil sebaliknya.
Langkah 4
Sering-seringlah mengingatkan diri sendiri betapa pentingnya menjadi teladan bagi anak-anak, karena mereka selalu meniru orang dewasa, terutama orang tuanya. Itu sangat tergantung pada Anda bagaimana anak Anda akan tumbuh dan bagaimana ia kemudian akan membesarkan cucu-cucu Anda.
Langkah 5
Membuat catatan. Jika Anda tidak dapat menahan diri dan meneriaki anak itu, tulis dan analisis emosi Anda. Anda mungkin terkejut menyadari apa yang sebenarnya membuat Anda begitu marah. Realisasi ini mungkin tidak terduga. Ini juga akan membantu Anda berhenti mogok seiring waktu.
Langkah 6
Belajarlah untuk lebih memperhatikan apa yang Anda lakukan dan katakan. Banyak yang bertindak setiap hari seperti dulu, bahkan tanpa menyadarinya. Ketika orang membuka pintu yang sama setiap hari, mereka melakukannya secara otomatis. Tetapi dalam hal ini, refleks yang terbentuk berguna, yang tidak selalu dapat dikatakan tentang komunikasi manusia. Stereotip perilaku yang efektif dalam satu situasi bisa berbahaya di situasi lain. Jadilah fleksibel. Cobalah untuk merasakan apa yang dibutuhkan anak Anda saat ini.
Langkah 7
Istirahatlah. Jika Anda seorang ibu (atau ayah) muda, cobalah untuk cukup tidur. Secara berkala mengalihkan perhatian dari membesarkan anak, beristirahat, berjalan, beralih ke kegiatan lain. Ini akan membantu Anda melihat berbagai hal dengan lebih tenang dan berkomunikasi dengan anak Anda tanpa emosi tidak menyenangkan yang tidak perlu.
Langkah 8
Cobalah membaca literatur psikologi tentang parenting. Mungkin Anda akan menemukan beberapa hal yang akan membuat proses ini lebih mudah dan perilaku anak lebih dapat dipahami oleh Anda.