Dalam sebuah kolektif kerja, bahkan yang bersahabat dan erat sekalipun, konflik bisa saja muncul. Bagaimanapun, orang bukanlah mekanisme tanpa jiwa, mereka bisa lelah, gugup. Selain itu, setiap orang memiliki karakter, kebiasaan, selera, pandangannya sendiri. Konflik juga bisa muncul antar guru di sekolah.
Penyelesaian konflik antar guru oleh pimpinan sekolah
Pertemuan rutin dengan selera, sikap, kebiasaan yang berbeda adalah situasi yang penuh dengan konflik. Staf pengajar juga tidak kebal dari hal ini, terutama karena mayoritas guru di Rusia adalah wanita, dan jenis kelamin yang lebih lemah lebih emosional. Posisi pimpinan sekolah memegang peranan penting dalam menyelesaikan konflik tersebut. Pilihan yang ideal adalah jika pihak-pihak yang bertikai sendiri menyadari bahwa mereka berperilaku tidak layak, dan akan berdamai (atas inisiatif mereka sendiri, atau dengan mendengarkan nasihat rekan kerja). Sayangnya, hal ini tidak selalu terjadi. Jika konflik tersebut berlarut-larut, apalagi mengambil bentuk yang akut dan berdampak negatif terhadap situasi moral dan psikologis staf pengajar, maka pimpinan, misalnya kepala sekolah atau kepala sekolah, harus bertindak sebagai penengah.
Dalam situasi seperti itu, pemimpin perlu menuntut, bahkan keras, dan pada saat yang sama, objektivitas dan ketidakberpihakan semaksimal mungkin. Dia harus mendengarkan dengan seksama kedua belah pihak, memilah argumen dan keluhan mereka, dan kemudian membuat keputusan: siapa yang benar dan siapa yang harus disalahkan atas pecahnya konflik. Berdasarkan hal ini, pemimpin dapat menjatuhkan hukuman kepada pihak yang bersalah atau membatasi dirinya pada saran lisan dan tuntutan untuk tidak membiarkan situasi seperti itu terjadi lagi. Bagaimanapun, ia juga harus menunjukkan kepada pihak-pihak yang berkonflik bahwa profesi guru memberlakukan persyaratan khusus dan bahwa pertengkaran dan ketidaksepakatan antara guru berdampak negatif baik pada prestise mereka maupun reputasi sekolah tempat mereka bekerja.
Bagaimana konflik antar guru dapat dipadamkan tanpa keterlibatan kepemimpinan?
Peran pihak yang mendamaikan dapat dimainkan oleh seorang guru (paling senior dalam usia, pemimpin tim yang tidak diragukan lagi, pemimpin informal tim) atau sekelompok guru. Hal utama adalah untuk mencegah transisi konflik ke individu dan untuk memastikan bahwa pihak-pihak yang bertikai setuju untuk mengendalikan diri mereka sendiri, dengan mematuhi aturan kesopanan yang diterima secara umum. Ini akan membantu mereka selanjutnya mencapai kompromi yang dapat diterima bersama.
Jika tidak ada bujukan atau nasihat yang membantu, guru lain harus menjauhkan diri sejauh mungkin dari konflik, tidak memihak salah satu pesertanya. Lagi pula, petarung sangat sering ingin "bermain untuk penonton". Ketika dihadapkan dengan ketidakpedulian rekan kerja, mereka dapat meredam semangat mereka.