Seringkali, ledakan agresi dapat diamati pada bayi berusia dua tahun. Itu dapat diarahkan pada orang asing dan orang yang dicintai. Tugas orang tua adalah mengajar anak untuk mengekspresikan kemarahan dan emosi negatifnya dengan cara lain yang tidak terlalu agresif.
Penyebab Agresi Anak
Ada banyak alasan yang memicu perilaku agresif pada anak. Misalnya, ketidakpedulian orang tua, ketidaktahuan akan permintaan dan kebutuhan dasar bayi. Metode pengasuhan memainkan peran penting. Jika berteriak, mengumpat dan kekerasan fisik diperbolehkan dalam keluarga, maka anak akan meniru perilaku orang dewasa ini.
Jangan lupa bahwa pada anak-anak, karakter mulai aktif terbentuk pada usia 2-3 tahun. Pria kecil itu mulai berjuang untuk kemerdekaan dan mempertahankan "aku" -nya dengan berbagai cara, termasuk menunjukkan agresi.
Cara untuk memerangi perilaku agresif anak aggressive
Bicaralah dengan anak Anda, jelaskan bahwa kemarahan adalah reaksi normal, tetapi perilaku agresif dapat menyinggung dan menyakiti (termasuk fisik) orang-orang di sekitarnya. Ajari anak Anda untuk menghadapi agresi. Ada berbagai cara: bernapas dalam-dalam, memukul bantal, atau berteriak keras, melepaskan amarah di luar.
Luangkan lebih banyak waktu dengan anak Anda, mungkin dengan perilaku agresifnya bayi hanya ingin menarik perhatian orang tua. Ajari anak Anda untuk memberi tahu Anda segalanya, bukan untuk menyimpan amarah dan dendam dalam dirinya, tetapi untuk segera membicarakan apa yang menyebabkannya. Jadi, setelah berbicara dan menyelesaikan situasi, Anda akan memadamkan konflik di awal dan mencegahnya meledak menjadi kemarahan dan perkelahian.
Praktek "memukul balik" pada seorang anak tidak konstruktif. Akibatnya, dia akan berpikir bahwa menggunakan kekuatan fisik adalah jawaban yang tepat untuk seseorang yang membuatnya kesal atau marah.
Menanggapi agresi anak, jangan kesal, tetapi tunjukkan bahwa Anda kesal dan tersinggung. Biarkan anak itu melepaskan tangannya, mundur sedikit, katakan padanya bahwa Anda tidak bisa berperilaku seperti ini. Anda dapat meninggalkan ruangan untuk sementara waktu. Hanya saja, jangan meringis dan berpura-pura menangis - anak-anak merasa palsu.
Dengarkan keinginan dan persyaratan anak. Ada kemungkinan beberapa di antaranya cukup logis dan masuk akal, dan implementasinya tidak akan sulit. Sering mengabaikan keinginan bayi memaksa anak untuk mempertahankan posisi dan tempatnya dalam keluarga, termasuk dengan cara yang agak agresif (perkelahian, histeria). Anak harus memahami bahwa meskipun yang lebih tua dan utama dalam keluarga, ia juga penting dan dicintai.
Batasi menonton TV dan atur dengan jelas waktu yang dihabiskan untuk bermain game komputer. Amati rutinitas sehari-hari, itu mendisiplinkan dan menciptakan rasa stabilitas dan keamanan pada anak.
Olahraga aktif, terutama seni bela diri (karate, sambo) akan membantu mengurangi agresi. Menari, bersepeda, permainan aktif di luar ruangan akan membantu menghilangkan stres emosional dan meningkatkan kesehatan bayi.