Cara Memasukkan Anak Ke Pispot

Daftar Isi:

Cara Memasukkan Anak Ke Pispot
Cara Memasukkan Anak Ke Pispot

Video: Cara Memasukkan Anak Ke Pispot

Video: Cara Memasukkan Anak Ke Pispot
Video: CARA DAN TIPS TOILET TRAINING ANAK / POTTY TRAINING ANAK 2024, Mungkin
Anonim

Lewatlah sudah hari-hari ketika diyakini bahwa semakin cepat bayi beralih ke makan 3 kali sehari dan belajar menggunakan panci, semakin mandiri dia dan semakin baik ibunya. Saat ini, tidak ada masalah dengan mencuci dan mengeringkan pakaian, selain itu, popok telah membuat hidup orang tua lebih mudah. Dipercaya bahwa lebih baik memulai latihan pispot pada usia 18-24 bulan, ketika saraf dan otot yang bertanggung jawab untuk mengendalikan sistem ekskresi tubuh paling berkembang.

Cara memasukkan anak ke pispot
Cara memasukkan anak ke pispot

Diperlukan

kesabaran yang luar biasa, waktu luang, kreativitas, dan selera humor

instruksi

Langkah 1

Momen terpenting dalam mengajari bayi pergi ke toilet adalah mengembangkan dan mengkonsolidasikan refleks terkondisinya "untuk buang air kecil" di tempat tertentu. Ini tidak dapat dicapai dengan paksa, jadi bersabarlah dan persiapkan anak secara bertahap.

Langkah 2

Cobalah untuk mengganti celana dan popok Anda yang kotor dan basah sesegera mungkin. Ketika anak sudah dapat memahami penjelasan Anda, yakinkan dia bahwa berjalan bersih dan kering sangat menyenangkan. Terlihat bahwa anak-anak yang terbiasa dengan kebersihan belajar pot lebih cepat.

Langkah 3

Awasi bayi Anda dengan cermat. Cobalah untuk mempelajari dorongan untuk mengirim kebutuhan: bayi menjadi tenang, menjadi fokus, berjongkok, "mencari tempat" seperti kucing domestik, mencoba untuk pergi ke sudut sofa, menyilangkan kakinya. Semua tanda ini akan memberi tahu Anda bahwa bayi telah cukup dewasa untuk belajar bagaimana merespons proses yang terjadi di dalam tubuhnya. Tugas Anda adalah melacak dan bereaksi dengan cepat.

Langkah 4

Poin-poin berikut juga akan membantu untuk memahami kesiapan bayi untuk belajar: bayi memahami dan melakukan tugas-tugas sederhana (“ambil bola”), dapat melaporkan bahwa ia lapar atau haus, melepas celana atau popoknya yang kotor, atau entah bagaimana memberi tahu Anda, bahwa mereka ternoda.

Langkah 5

Saat Anda mulai mengajar, perhatikan perilaku anak Anda. Jika dia mulai berteriak dan menolak ketika mencoba memasukkannya ke dalam pot, tunda pelatihan selama sekitar satu bulan, setiap hari beri tahu bayi bahwa setelah beberapa waktu (sebutkan jumlah hari) dia akan tumbuh dewasa dan akan dapat menggunakan pot.

Langkah 6

Tentukan kesiapan Anda. Proses potty training cukup panjang dan melelahkan. Ini akan membutuhkan banyak kesabaran, waktu luang, kreativitas, dan selera humor.

Langkah 7

Banyak ibu terbantu dengan rutinitas harian yang ketat dan menulis di buku catatan tentang saat bayi memiliki proses ekskresi dalam tubuh. Ini membuatnya lebih mudah untuk menavigasi pada saat Anda harus meletakkan anak di pispot.

Langkah 8

Latih anak Anda untuk memberi tahu Anda kapan dia ingin buang air kecil. Ulangi tanpa lelah frasa: “Apakah Anda ingin pot? Beritahu ibumu! Kembangkan kode bersyarat, seperti pee-pee dan ka-ka, yang dapat dengan mudah diucapkan untuk membantu bayi Anda mengomunikasikan kebutuhannya dengan lebih cepat.

Langkah 9

Usahakan agar anak memahami apa yang dituntut darinya, merasakan hubungan antara awal dorongan, melepas celana, mengenakan pispot dan mengirimkan kebutuhannya ke pispot. Ini adalah pengembangan refleks terkondisi.

Langkah 10

Jika "semuanya terjadi" di celana atau popok, bawa anak ke ruangan tempat pot berada, kibaskan isi celana dalam dan jelaskan bahwa "seharusnya ada di pot". Visibilitas dan partisipasi dalam proses akan membantu bayi dengan cepat memahami apa yang diinginkan darinya.

Langkah 11

Dalam kasus apa pun jangan memarahi atau memukuli bayi jika dia tidak punya waktu, tidak memberi tahu Anda, atau lupa pergi ke toilet. Cukup dengan mencela mengatakan "Ay-ay-ay" dan menggelengkan kepala. Bersabarlah. Ingatlah bahwa cepat atau lambat dia akan belajar melakukan ini, karena Anda belum pernah melihat anak sekolah berjalan dengan popok.

Direkomendasikan: