Kartun memainkan peran penting dalam proses pengasuhan anak. Lihatlah bagaimana anak-anak meniru karakter favorit mereka, dari pengulangan frasa hingga perilaku. Sekarang ada begitu banyak kartun sehingga terkadang sulit bagi orang tua untuk memutuskan apa yang dapat ditonton oleh anak-anak mereka. Karena itu, ketika memilih hiburan untuk anak-anak, yang utama adalah tidak membahayakan perkembangan mereka.
Kartun harus sesuai dengan usia anak. Jangan heran bahwa bahkan seorang anak berusia 15 tahun, setelah menonton kartun dewasa seperti The Simpsons atau South Park, akan meniru perilaku Bart atau Cartman.
Perhatikan bagaimana karakter utama berperilaku dan apa perilaku mereka disetujui, terutama jika citra mereka diwarnai secara positif. Jika anak Anda tidak dapat berhenti menonton serial TV tentang Misha dan Masha dan meminta untuk membeli boneka Masha, ada kemungkinan bahwa ia akan segera mulai berperilaku dengan cara yang sama.
Humor adalah cara terbaik untuk memikat seorang remaja. Perhatikan apa yang lucu. Terkadang sifat-sifat buruk diejek, misalnya, kemalasan atau kebodohan, dan terkadang saling tolong-menolong dan keinginan akan ilmu diejek. Karena itu, pilihlah yang bermanfaat bagi perkembangan anak Anda.
Siapa yang menang dan siapa yang kalah? Bagaimana ceritanya berakhir? Dalam dongeng, dua gambar biasanya ditampilkan: buruk dan baik. Namun, kebaikan harus selalu mengalahkan kejahatan, dengan demikian membenarkan kelemahannya, yang kemudian berubah menjadi kekuatan.
Anak mengidentifikasi dengan pahlawan untuk siapa mereka merasa simpati. Anak laki-laki sering meniru karakter laki-laki dan mengharapkan anak perempuan, ibu dan nenek berperilaku seperti karakter perempuan dalam kartun. Anak perempuan, di sisi lain, belajar dari karakter wanita dan menciptakan citra pria menurut tipe pria.
Estetika dan teknik penggambaran karakter kartun juga penting. Semakin harmonis gambar dan semakin dekat dengan kenyataan, semakin baik konsep kecantikan anak akan terbentuk.
Yang terbaik adalah menonton kartun bersama anak Anda setidaknya sekali. Perhatikan adanya ambiguitas. Tanyakan kepada anak bagaimana dia memahaminya, dan jika dia mengambil sisi yang "berbahaya", jelaskan apa kekurangannya. Anak harus mengerti bahwa ada kehidupan "kartun" virtual, dan ada kehidupan nyata - nyata, yang di dalamnya ada aturan lain.