Bagaimana Kehamilan Memengaruhi Hubungan Keluarga

Daftar Isi:

Bagaimana Kehamilan Memengaruhi Hubungan Keluarga
Bagaimana Kehamilan Memengaruhi Hubungan Keluarga

Video: Bagaimana Kehamilan Memengaruhi Hubungan Keluarga

Video: Bagaimana Kehamilan Memengaruhi Hubungan Keluarga
Video: Aman atau Tidak Berhubungan Seks Saat Hamil Muda? 2024, Desember
Anonim

Penantian seorang anak merupakan masa yang istimewa dalam hubungan antara suami dan istri. Di satu sisi, penambahan awal keluarga adalah peristiwa yang menyenangkan yang membawa pasangan lebih dekat. Di sisi lain, selama kehamilan, kehidupan pasangan yang biasa banyak berubah, dan karena itu, konflik dapat muncul dalam keluarga.

https://ssw-entwicklung.de/wp-content/uploads/2012/07/Fotolia_27944986_S
https://ssw-entwicklung.de/wp-content/uploads/2012/07/Fotolia_27944986_S

instruksi

Langkah 1

Karena perubahan kadar hormon, seorang wanita hamil menjadi lebih mudah marah dan cepat marah. Selama masa ini, pasangan harus menunjukkan daya tahan, perhatian, dan kepedulian yang maksimal agar hubungan dalam keluarga tetap mesra dan hangat. Namun, seorang wanita harus belajar menahan dorongan emosinya, karena kesabaran pria tidak terbatas. Cobalah untuk mengendalikan diri agar tidak tersesat pada suami Anda karena hal-hal sepele.

Langkah 2

Pada beberapa pasangan, seorang wanita, setelah mengetahui tentang kehamilannya, secara radikal mengubah hidupnya, sementara calon ayah ingin hidup seperti sebelumnya. Ini pasti mengarah pada konflik, dan terkadang perpisahan. Misalnya, Anda dulu pergi ke bioskop, ke konser, atau hanya bertemu teman-teman Anda setiap akhir pekan, tetapi sekarang Anda ingin tinggal di rumah dan membaca buku tentang merawat bayi. Wajar jika peran ibu hamil menjadi yang utama bagi seorang ibu hamil. Namun, jangan lupa bahwa Anda juga seorang istri. Perlu mempertimbangkan pendapat pasangan Anda dan terkadang menyerah padanya. Carilah kompromi: Tawarkan untuk pergi piknik minggu ini dan pilih meja ganti untuk bayi Anda minggu depan. Dengan cara ini, Anda masih akan menghabiskan banyak waktu bersama dan belajar untuk saling mengalah.

Langkah 3

Sebelum penampilan bayi, orang tua masa depan harus menyelesaikan banyak masalah. Anda perlu mendapatkan kereta dorong, tempat tidur bayi, perlengkapan bayi, mainan pertama Anda, atau jika Anda memutuskan untuk tidak membeli apa pun sebelumnya, buatlah daftar semua yang Anda butuhkan dan cari tahu di mana barang itu dijual. Pekerjaan yang menyenangkan seperti itu membuat pasangan lebih dekat. Seorang wanita tidak boleh melakukan semua pembelian sendiri, karena calon ayah adalah orang tua yang sama, dan dia harus dimasukkan dalam masalah merawat anak terlebih dahulu.

Langkah 4

Sambil menunggu bayi, seorang wanita melakukan banyak penelitian. Anda dapat datang ke beberapa dari mereka dengan suami Anda. Misalnya, semakin banyak calon ayah hadir di USG. Bersama-sama, pasangan menghitung jari bayi, mendengarkan detak jantung bayi mereka. Saat-saat yang menyenangkan dan mengasyikkan ini mendekatkan suami dan istri dan semakin membantu mereka terbiasa dengan peran baru sebagai calon orang tua.

Langkah 5

Jika Anda sedang mengikuti kursus kehamilan, ajaklah suami Anda untuk menemani Anda. Dia, seperti Anda, harus merawat bayi, dan pengetahuan tentang cara mengganti popok bayi dan cara memandikan bayi yang baru lahir akan bermanfaat. Selain itu, seringkali setelah mengikuti kursus seperti itu, para suami mulai memperlakukan istri mereka yang sedang hamil dengan penuh pengertian dan rasa gentar, dan beberapa bahkan memutuskan untuk hadir pada saat kelahiran bayi. Jadi suami dan istri secara bertahap berubah dari pasangan yang penuh kasih menjadi keluarga yang nyata.

Langkah 6

Sayangnya, terkadang konflik yang tidak dapat diatasi muncul pada pasangan selama kehamilan. Misalnya, jika seorang pria sama sekali tidak ingin berpartisipasi dalam kehidupan anak yang belum lahir, atau jika seorang wanita lupa bahwa dia bukan hanya calon ibu, tetapi juga seorang istri. Agar tidak merusak hubungan, pasangan seperti itu dapat mencari bantuan dari psikolog.

Direkomendasikan: