Hubungan seksual adalah cara alami untuk hamil orang baru. Inilah tepatnya yang dimaksudkan oleh alam, itulah sebabnya orang cukup sering membutuhkan seks. Pantang jangka panjang tidak dapat secara positif mempengaruhi kesehatan fisik atau emosional seseorang.
Dipercayai bahwa perwakilan dari jenis kelamin yang lebih kuat bereaksi paling tajam terhadap pantangan. Memang, pria dengan kurang seks sering mengembangkan bahkan neurosis. Namun, kurangnya aktivitas seksual bisa berbahaya bagi seorang wanita.
1. Masalah psikologis
Pantang paksa pada wanita tercermin terutama dalam hubungan dengan orang lain. Jenis kelamin yang adil, yang tidak memiliki pasangan tetap, biasanya bereaksi sangat tajam terhadap situasi stres apa pun.
Wanita seperti itu rentan terhadap kecemasan dan depresi dan sering melampiaskan suasana hati yang buruk pada orang-orang di sekitar mereka. Hasilnya adalah hubungan yang rusak dengan teman, kenalan, dan kerabat.
Hal ini terjadi karena kurangnya oksitosin dan endorfin dalam tubuh wanita. Hormon-hormon ini hanya diperlukan seseorang untuk alasan fisiologis dan dilepaskan dalam jumlah besar saat berhubungan seks selama orgasme. Di dalam tubuh, oksitosin dan endorfin bekerja pada pusat kesenangan di otak, yang mencegah perkembangan depresi.
2. Potensi mental menurun
Kurangnya seks juga memiliki efek negatif pada memori wanita. Ini ditemukan oleh para ilmuwan Amerika dalam percobaan yang mereka lakukan pada tahun 2017. Penelitian tersebut kemudian melibatkan 78 wanita berusia 19 hingga 29 tahun.
Selama percobaan, perwakilan dari separuh umat manusia yang cantik diminta untuk terlebih dahulu berbicara tentang kehidupan seks mereka, dan kemudian menjawab pertanyaan dari tes. Pada akhirnya, wanita yang sering berhubungan seks mencetak poin lebih banyak daripada wanita yang tidak memiliki pasangan saat ini.
Para peneliti memberikan penjelasan sederhana untuk hasil tersebut. Saat berhubungan seks, darah seseorang secara aktif jenuh dengan oksigen. Akibatnya, otak mulai bekerja jauh lebih baik.
3. Kurang tidur
Kesejahteraan seorang wanita tergantung, antara lain, pada seberapa baik dia cukup tidur. Seperti yang telah disebutkan, selama orgasme, sejumlah besar oksitosin dilepaskan ke dalam tubuh. Selain meningkatkan mood, hormon ini juga bisa mempengaruhi kualitas tidur seseorang.
Wanita yang tidak memiliki kehidupan seks yang teratur biasanya juga menderita insomnia. Dan ini, pada gilirannya, mengarah pada munculnya masalah seperti penurunan kinerja dan keterampilan komunikasi, peningkatan tekanan, perkembangan penyakit jantung.
4. Merasa tidak enak badan saat menstruasi
Wanita tanpa pasangan tetap biasanya mengalami masalah serius saat menstruasi. Sensasi menyakitkan dari perwakilan seks yang adil pada hari-hari kritis lebih akut dan tidak menyenangkan daripada wanita yang memiliki kehidupan seks yang teratur.
Saat berhubungan seks pada wanita, kontraksi rahim aktif terjadi. Hasilnya adalah peningkatan aliran darah ke daerah panggul. Bagi para wanita yang kurang seks, darah mandek di sini. Hal ini menyebabkan rasa sakit yang parah selama menstruasi.
5. Melemahnya kandung kemih
Saat berhubungan seks, tidak hanya dinding rahim yang berkontraksi secara aktif, tetapi juga otot panggul dilatih. Pada wanita yang tidak aktif secara seksual, yang terakhir tidak menerima beban yang tepat. Akibatnya, dasar panggul dan kandung kemih melemah pada wanita tersebut.
Ini, pada gilirannya, dapat menyebabkan masalah seperti pelepasan urin saat batuk, aktivitas fisik, dan tawa. Wanita dengan kandung kemih yang lemah sering menggunakan toilet dan memiliki keinginan untuk buang air kecil bahkan di malam hari.
6. Masalah dengan vagina
Pantang berhubungan seks bisa berbahaya bagi sistem reproduksi wanita itu sendiri. Otot-otot vagina pada wanita ini biasanya menjadi tidak elastis dan kaku. Ini karena kurangnya pelatihan mereka.
Setelah berpantang lama karena alasan ini, banyak wanita bahkan mungkin mengalami rasa sakit saat berhubungan. Otot-otot mereka kehilangan kemampuan untuk bersantai seiring waktu.
7. Peningkatan ambang nyeri
Kurangnya seks juga berdampak negatif pada toleransi wanita terhadap rasa sakit. Terlihat bahwa kaum hawa, yang tidak memiliki pasangan, sangat sering meminum berbagai macam obat pereda nyeri. Bahkan, misalnya, sakit kepala ringan dengan pilek ringan mungkin tampak tak tertahankan bagi mereka.
Hal ini juga terjadi karena kurangnya hormon estrogen dan oksitosin dalam tubuh wanita. Zat-zat ini mampu menumpulkan sensasi rasa sakit, antara lain.
8. Rasa sakit dan penurunan penampilan
Wanita yang tidak aktif secara seksual sangat sering sakit. Para ilmuwan telah memperhatikan bahwa selama berhubungan seks dalam tubuh manusia, jumlah antibodi antivirus meningkat 30%. Artinya, seks juga bisa meningkatkan kekebalan tubuh wanita.
Memburuk dengan tidak adanya kehidupan seks yang teratur dalam seks yang adil dan penampilan. Wanita seperti itu biasanya terlihat lebih tua dari usia mereka. Ini terjadi karena tubuh mereka tidak memiliki cukup kolagen yang dilepaskan saat berhubungan seks.
Juga, wanita yang tidak aktif secara seksual sering harus berurusan dengan jerawat dan ruam kulit. Wanita seperti itu dengan cepat mengendurkan payudara mereka dan menjadi otot yang lembek. Ini dijelaskan oleh kurangnya progesteron yang diproduksi saat berhubungan seks di dalam tubuh.