Mendapatkan kepuasan dari pernikahan merupakan jaminan stabilitas hubungan keluarga. Di satu sisi, kepuasan pernikahan tergantung pada upaya kedua pasangan untuk mencapai keharmonisan di semua bidang kehidupan keluarga, dan di sisi lain, itu adalah indikator kepuasan yang kompleks dengan berbagai aspek pernikahan.
instruksi
Langkah 1
Setiap keluarga melewati tahap-tahap umum tertentu dari siklus hidup. Dan pada setiap tahap, pasangan menghadapi masalah dan tantangan yang khas. Misalnya, keluarga muda tanpa anak memecahkan beberapa masalah. Munculnya bayi menimbulkan tantangan baru bagi pasangan. Dan seterusnya: ketika anak-anak tumbuh dan pasangan bertambah tua, kehidupan akan memaksa anggota keluarga untuk bersama-sama mengatasi kesulitan baru dan baru. Mengatasinya akan disertai dengan krisis dan kecemasan tentang masa depan.
Langkah 2
Keberhasilan mengatasi kesulitan memperkuat pernikahan dan memberikan rasa kepuasan dengan kehidupan dan keluarga. Mencoba menghindari kesulitan biasanya mengarah pada berbagai gangguan psikosomatis, seksual dan emosional. Seringkali prasyarat untuk keluar dari situasi sulit adalah kebutuhan untuk membangun hubungan baru antara anggota keluarga, pembagian peran dan tanggung jawab baru, dan tingkat hubungan baru.
Langkah 3
Semua perubahan yang terjadi dalam keluarga secara subjektif mempengaruhi kepuasan pernikahan bagi masing-masing pasangan. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa orang yang berbeda memiliki ide yang berbeda tentang keluarga, tergantung pada pengalaman dan pengetahuan pribadi mereka. Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa bagi sebagian besar pasangan, tingkat kepuasan pernikahan secara bertahap menurun dalam 12-18 tahun pertama. Tetapi kemudian, setelah mengatasi nilai minimumnya, ia mulai tumbuh dengan tajam.
Langkah 4
Alasan ketidakpuasan pernikahan yang paling umum adalah: masa pacaran pranikah yang terlalu pendek, usia pernikahan dini (sampai 21 tahun), kehamilan pranikah, masalah dalam pernikahan orang tua. Juga, hambatan untuk kepuasan pernikahan dipertimbangkan: sikap negatif salah satu pasangan terhadap yang lain, pandangan yang berbeda tentang karier, tentang distribusi kekuasaan, tentang menghabiskan waktu luang, tentang anak-anak, tentang pembagian tanggung jawab.
Langkah 5
Pasangan muda memiliki dampak negatif yang kuat pada faktor-faktor berikut: ketergantungan emosional atau finansial pada orang tua, status sosial orang tua yang berbeda, keterampilan membangun hubungan yang belum berkembang. Kepuasan terhadap pernikahan sangat dipengaruhi oleh tingkat kepuasan kerja, stabilitas tenaga kerja dan keuangan, serta ketersediaan tempat tinggal sendiri.