Mengisap jempol adalah salah satu kebiasaan paling umum pada anak kecil. Dengan cara ini, anak mencoba untuk menyingkirkan emosi negatif. Tentunya banyak orang tua telah menemukan ini setidaknya sekali dan bertanya-tanya tindakan apa yang harus diambil. Mengisap jempol berdampak negatif pada gigitan dan pembentukan rahang bawah anak, dan stomatitis juga mungkin terjadi.
instruksi
Langkah 1
Perlu diketahui penyebab kebiasaan tersebut. Ini bisa berupa ketidaknyamanan, stres, kegembiraan. Misalnya, saat anak diajari tidur di kamar tersendiri. Dalam hal ini, salah satu orang tua harus tinggal di dekatnya, membacakan dongeng sampai dia tertidur. Anda dapat diizinkan untuk membawa mainan favorit Anda, ini akan menambah ketenangan dan kepercayaan diri pada bayi. Seringkali, seorang anak akan memasukkan jarinya ke dalam mulutnya ketika dia sendirian, ketika dia bosan. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memberikan perhatian maksimal kepada anak, membaca buku bersama, menggambar, bermain, menonton film kartun.
Langkah 2
Penting untuk mengamati anak pada saat dia meletakkan jarinya di mulutnya dan mengalihkan perhatiannya, atau mencoba menawarkan alternatif: bayi hingga satu tahun dapat diberikan dot, anak yang lebih besar - dikeringkan. Dalam kasus apa pun seorang anak tidak boleh dicela karena kebiasaan ini, mengejeknya, menggunakan kekuatan untuk mengeluarkan jari dari mulutnya. Anda harus bertindak sangat hati-hati agar tidak membahayakan jiwa bayi dan tidak memperburuk situasi.
Langkah 3
Anak perlu dijelaskan dengan mudah mengapa ia harus menghentikan kebiasaan ini. Katakan padanya bahwa jika dia mengisap jempolnya, giginya tidak akan tumbuh dengan baik. Anda perlu berbicara dengan tenang, dengan cinta, dengan jelas memisahkan bayi dan kebiasaannya. Jangan mengintimidasi anak, itu tidak akan bermanfaat, tetapi hanya menambah kecemasan.
Langkah 4
Jari bayi masuk ke dalam mulut secara otomatis, sehingga dibutuhkan reminder. Mereka dapat berfungsi sebagai stiker cerah yang direkatkan ke jari, jika bayi dengan cepat melepasnya, plester yang dipotong menjadi potongan tipis dan direkatkan ke arah yang berbeda akan berhasil. Lapisan pernis non-kusayka dapat diaplikasikan pada kuku. Tidak perlu diolesi merica atau mustard, karena dengan tangan ini anak sudah bisa menggosok matanya.
Langkah 5
Jika Anda tidak dapat menghilangkan kebiasaan ini sendiri, maka Anda harus menghubungi psikolog anak yang akan berbicara dengan orang tua, menentukan penyebab sebenarnya dari masalah dan menemukan cara untuk menyelesaikannya.
Langkah 6
Dan yang paling penting, ingat, tidak mudah bagi seorang anak untuk melepaskan kebiasaannya, ia mungkin mengalami ketidaknyamanan emosional, jadi selama periode ini, curahkan waktu, kehangatan, kasih sayang, dorong dan dukung bayi Anda sebanyak mungkin.