Setiap orang tua yang bertanggung jawab bekerja keras untuk memastikan bahwa anak mereka memiliki masa kecil yang bahagia dan tanpa beban. Namun, para psikolog berpendapat bahwa sejak dini anak perlu diajarkan dasar-dasar literasi keuangan. Pendekatan ini memiliki banyak keuntungan. Anak akan menjadi bertanggung jawab, tidak manja, pekerja keras dan memiliki tujuan. Dan ini, tampaknya, adalah inti dari pendidikan apa pun. Bagaimana cara mengajari anak Anda tentang literasi keuangan?
- Sebuah pepatah Inggris mengatakan bahwa Anda tidak harus mencoba untuk membesarkan anak-anak Anda. Anda harus mendidik diri sendiri, dan anak-anak akan tetap seperti orang tuanya. Berdasarkan penilaian bijak ini, cobalah untuk menjadi contoh yang baik bagi anak Anda dalam hal ekonomi (dan tidak hanya). Jadi anak akan dengan kuat dan andal belajar bagaimana ibu dan ayah berhubungan dengan uang. Dan di masa depan itu akan sama dengan mereka.
- Bagi anak-anak prasekolah dan usia sekolah awal, uang tampaknya menjadi sesuatu yang abstrak. Oleh karena itu, tidak mungkin untuk sepenuhnya mengkompensasi kelebihan keinginan dan kebutuhan. Dan bahkan jika kemampuan keuangan keluarga tidak terbatas, tetap perlu untuk menetapkan batas pengeluaran. Anak harus mengerti dengan jelas untuk apa uang itu. Saat pergi ke supermarket dengan bayi Anda, buatlah daftar produk yang perlu Anda beli. Bagikan daftar ini dengan anak Anda. Percayakan dia dengan pekerjaan yang bertanggung jawab - untuk menempatkan produk sesuai dengan daftar di keranjang. Dia akan segera mengerti bahwa kelebihannya harus tetap di rak di supermarket. Dan jangan lupa untuk memberi penghargaan kepada anak untuk pengertian dan pekerjaan yang baik. Ini akan merangsang perilaku baik selanjutnya. Hanya "premium" yang harus masuk akal dan moderat. Dan yang terbaik adalah mempraktikkannya setiap saat.
- Sudah di usia sekolah dini, seorang anak harus tahu apa artinya "tetap sesuai anggaran". Jika Anda memberi anak 100 rubel, maka pembelian tidak boleh melebihi jumlah ini. Jika dia ingin membeli beberapa permainan, buku, atau ransel, maka alokasikan untuk ini, misalnya, seribu rubel. Berjalan di sekitar toko, anak tidak akan lagi menunjuk model seharga dua atau tiga ribu. Hal yang sama berlaku untuk makanan. Anak itu harus mengerti bahwa ada sejumlah uang yang harus dibeli. Jika, karena alasan tertentu, keuangan "ekstra" tetap ada, ia berhak untuk membuangnya sesuka hati.
- Ketika seorang anak memasuki masa remaja, mungkin timbul pertanyaan: "Mengapa saya tidak bisa membeli apa pun yang saya inginkan?" Sekaranglah saatnya untuk mengenalkannya pada konsep anggaran keluarga bulanan dan cara-cara untuk mengisinya kembali. Jujurlah dengan anak Anda, dan dia akan menjawab Anda dengan rasa terima kasih dan pengertian mengapa terkadang orang harus menyangkal sesuatu.
- Tugas utama orang tua dalam pertanyaan tentang bagaimana mengajarkan literasi keuangan kepada anak adalah penjelasan yang jelas. Uang jauh dari sumber daya yang tak ada habisnya. Bukan pemberian sehari-hari. Mereka perlu diperoleh dengan bekerja: fisik atau mental. Untuk demonstrasi visual dari aturan ini, Anda dapat menawarkan permainan kepada anak. Untuk pekerjaan yang dilakukan dengan baik, dia akan menerima imbalan finansial. Di usia yang lebih tua, anak biasanya diberikan uang saku. Ukuran mereka mungkin tergantung pada perilaku, keberhasilan akademis dan prestasi lain dari anak. Ini akan mendisiplinkan, merangsang anak untuk menjadi lebih tinggi, lebih baik, dll.
- Dengan menggunakan contoh uang saku yang sama, Anda dapat mengajari anak-anak untuk menabung dan bahkan mendapatkan modal mereka. Untuk melakukan ini, bagilah uang menjadi dua amplop sesuai dengan tujuan penggunaannya: pengeluaran pribadi dan tabungan. Tidak perlu setiap amplop berisi jumlah uang yang sama. Semuanya akan tergantung pada kebutuhan anak.