Kebencian, rasa sakit, kemarahan, kepahitan … Tidak ada kata-kata yang dapat sepenuhnya mengungkapkan semua perasaan yang Anda alami setelah pengkhianatan dan pengkhianatan orang yang dicintai. Tapi situasi ini tidak buntu seperti yang terlihat pada pandangan pertama. Jika Anda mendekatinya dari sisi kanan, maka Anda dapat belajar untuk hidup bersama suami Anda setelah pengkhianatannya.
Itu perlu
- - kepala "dingin"
- - pikiran "sadar"
- - sedikit kesabaran dan pengertian
instruksi
Langkah 1
Pertama, buang semua emosi yang tidak perlu.
Langkah 2
Selanjutnya, sudah dengan kepala "dingin", jawab pertanyaan berikut: "Apakah Anda seratus persen yakin bahwa ada pengkhianatan?" Jawaban positif hanya dapat diberikan ketika Anda menyadarinya secara langsung “di TKP”.
Langkah 3
Jika Anda semua hanya mencurigai pengkhianatan, maka lebih baik bertanya langsung kepada suami Anda daripada menderita yang tidak diketahui dan memakan diri Anda sendiri dari dalam.
Langkah 4
Jika ternyata ada pengkhianatan, maka Anda harus bertindak sesuai dengan situasinya: cari tahu alasan pengkhianatannya.
Langkah 5
Jika dia membuat argumen yang tidak meyakinkan seperti "itu terjadi", jangan setuju dengan ini. Penting untuk mengetahui alasan sebenarnya untuk pengkhianatan. Anda berdua harus memahami pentingnya mereka.
Langkah 6
Jika suami Anda dengan tulus menyesali apa yang telah dia lakukan, maka Anda tidak boleh memutuskan semua hubungan Anda sejak awal dan mengambil tindakan ekstrem.
Langkah 7
Perlu juga, setelah mengetahui semua alasan dan alasan, untuk menjawab dengan jujur dan terus terang kepada diri sendiri: “Apakah kamu masih mencintainya? Apakah kamu bisa mempercayainya seperti sebelumnya setelah apa yang terjadi? Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini sangat penting, karena semua hubungan yang kuat didasarkan pada kepercayaan. Jangan terburu-buru mengambil kesimpulan, pertimbangkan baik-baik pro dan kontra.