Selera humor adalah kemampuan intelektual seseorang untuk melihat realitas dari beberapa sudut pandang sekaligus, kemampuan untuk mendeteksi berbagai kontradiksi di dunia dan mengevaluasinya dari sisi komik atau lucu.
Manfaat tertawa
Banyak peneliti tentang fenomena humor mencatat bahwa dasar dari rasa humor adalah kemampuan untuk memahami diri sendiri secara memadai dan menertawakan diri sendiri. Perilaku seperti itu dianggap sebagai tanda kecerdasan yang sangat berkembang dan pemikiran yang sehat. Diyakini bahwa seseorang yang menertawakan dirinya sendiri menganggap dirinya cukup nyaman atau "menerima dirinya sendiri", terlepas dari kekurangannya. Kemampuan untuk menertawakan diri sendiri berarti bahwa seseorang mengakui hak untuk melakukan kesalahan. Orang dengan selera humor tidak akan tersinggung jika seseorang mencoba menertawakan mereka, karena mereka telah melakukannya sendiri. Perlu dicatat bahwa kemampuan untuk menertawakan kegagalan mereka sendiri membuat seseorang tidak mengasihani diri sendiri, memiliki efek positif pada harga diri dan memungkinkan Anda untuk melanjutkan.
Selera humor dapat dianggap sebagai penangkal rasa takut yang paling efektif. Kemampuan melihat yang lucu dalam ketakutan adalah salah satu kemampuan utama orang yang berakal. Lucu tidak bisa benar-benar mengancam. Ada jenis humor khusus yang disebut hitam. Faktanya, ini adalah respons defensif yang halus terhadap kompleksitas dan ketidakcukupan dunia di sekitar kita. Humor hitam bercanda tentang topik yang dianggap tabu di masyarakat. Penyakit, kematian, perang menjadi jauh lebih menakutkan jika Anda menertawakan mereka dengan baik.
Teori humor
Bahkan di Yunani Kuno dan Roma, ada seluruh aliran filsuf yang mempelajari fenomena ini dan dampaknya terhadap manusia. Misalnya, filsuf Romawi Plotinus merekomendasikan kepada para pengikutnya untuk memandang dunia sebagai komedi, dan dirinya sendiri sebagai pahlawannya. Dia percaya bahwa pendekatan seperti itu membantu untuk tidak menganggap semua yang terjadi dalam hidup terlalu serius, untuk menemukan sudut pandang baru tentang semua yang terjadi di dalamnya dan untuk mengagumi kebetulan dan kecelakaan yang konyol.
Psikologi evolusioner menganggap humor sebagai hasil seleksi seksual, karena selera humor, bersama dengan kemampuan linguistik yang berkembang dan kemurahan hati, merupakan tanda yang tak terbantahkan dari gen yang baik dan kecerdasan yang tinggi. Banyak psikolog evolusioner telah menyarankan bahwa humor mungkin semacam ekor merak, yang diperlukan untuk menunjukkan gen yang baik kepada perempuan dari jenis mereka sendiri.
Ada cukup banyak bentuk humor: parodi, ironi, anekdot, pun, lelucon, sindiran, dan sebagainya. Humor dapat diekspresikan tidak hanya dalam bentuk teks, tetapi juga dalam bentuk grafik, misalnya menggunakan kartun atau karikatur.