Sampai saat ini, diyakini bahwa seorang wanita yang menyusui bayi harus mengikuti diet ketat agar anak tidak memiliki alergi. Sekarang para ahli menganut sudut pandang berbeda tentang nutrisi ibu menyusui.
Untuk menjaga kesehatan bayi, beberapa ibu menyusui hanya siap makan soba dengan kalkun selama menyusui. Sayangnya, nutrisi seperti itu akan membawa bahaya daripada manfaat bagi anak.
Hampir semua makanan yang dikonsumsi ibu masuk ke dalam ASI. Karena itu, dalam 2-3 bulan pertama kehidupan bayi, seorang wanita tidak boleh mengonsumsi alergen yang kuat. Ini termasuk tidak hanya cokelat, buah jeruk, sayuran dan buah-buahan cerah, makanan laut, tetapi juga telur. Anak-anak juga mungkin alergi terhadap protein susu sapi, jadi produk susu juga tidak boleh digunakan secara berlebihan.
Jika bayi bebas dari alergi pada 2 bulan, makanan yang berpotensi berbahaya dapat diperkenalkan secara bertahap. Anda bisa makan, misalnya, jeruk. Apakah tidak ada reaksi di siang hari? Makan yang lain. Dan setelah beberapa hari, Anda dapat mencoba produk baru. Tetapi Anda tidak boleh makan banyak dan sering dari makanan seperti itu. Alergen menumpuk di dalam tubuh, dan jika anak tidak bereaksi terhadap satu permen yang dimakan ibunya, ia mungkin akan mengalami ruam jika wanita itu makan sebatang cokelat setiap hari.
Seorang ibu menyusui harus makan berbagai makanan. Hanya dengan cara ini anak akan menerima semua vitamin dan mineral yang dia butuhkan. Selain itu, pergantian makanan yang konstan secara signifikan mengurangi risiko reaksi alergi pada anak.
