Untuk mengukur suhu basal, metode yang disebut "fase subur dengan perubahan suhu basal" digunakan. Metode ini dijelaskan oleh fakta bahwa fase yang berbeda dari siklus menstruasi memiliki fluktuasi suhu yang berbeda. Ini menunjukkan bahwa dalam fase siklus yang sangat berbeda ini, tingkat hormon yang berbeda ditentukan, yang menunjukkan suhu.
Itu perlu
Termometer
instruksi
Langkah 1
Selama periode siklus menstruasi, suhu wanita selalu meningkat (37,0 dan lebih tinggi). Selama fase pertama siklus (folikel) hingga ovulasi, suhunya rendah, sekitar 37,0 - 37,5 derajat.
Sebelum periode ovulasi, suhu menurun, dan setelah ovulasi, segera naik 0,5 derajat (menjadi sekitar 37,6 - 38,6 derajat). Peningkatan suhu seperti itu berlangsung hingga menstruasi berikutnya. Jika seorang wanita hamil, maka tidak akan ada menstruasi, dan demam akan berlangsung sepanjang kehamilan.
Langkah 2
Ada beberapa rekomendasi untuk mengukur suhu basal:
- Suhu dapat diukur di mulut, vagina atau rektum.
- Suhu harus diukur setiap pagi pada waktu yang sama tanpa turun dari tempat tidur dan segera dicatat. Anda juga disarankan untuk terus mengukur dan mencatat bacaan selama periode menstruasi Anda.
- Anda juga harus mengukur suhu tubuh Anda setelah setidaknya tiga jam tidur tanpa gangguan.
- Disarankan untuk mengukur suhu dengan termometer yang sama.
- Sangat penting untuk mencatat semua faktor samping (stres, depresi, bergerak, jenis kelamin, dll). Ini nantinya akan memungkinkan, saat decoding, untuk memahami mengapa ada penyimpangan dalam grafik suhu.
- Penting untuk segera merekam pembacaan termometer, agar tidak melupakannya nanti.
- Perlu dicatat bahwa untuk jadwal yang akurat, perlu dilakukan pengamatan minimal 3 bulan.
Langkah 3
Jika suhu tinggi bertahan selama 3 hari lebih lama daripada selama fase normal korpus luteum (fase ini setelah ovulasi hingga siklus menstruasi berikutnya ditandai dengan suhu tinggi - di atas 37,0 derajat), kemungkinan kehamilan tinggi.
Langkah 4
Jika fase pertama menstruasi tidak stabil dan dapat berfluktuasi, maka fase korpus luteum sangat stabil dan kira-kira 12-14 hari. Sangat penting untuk mengikuti fase kedua, bukan seluruh siklus.
Langkah 5
Biasanya, grafik dibagi menjadi dua fase: pertama - fase suhu rendah, dan kemudian, segera setelah ovulasi, naik tajam, dan disebut fase korpus luteum (suhu tinggi). Jika, setelah fase kedua, lonjakan suhu ke atas tambahan (kadang-kadang bertahap) muncul, grafik menjadi tiga fase dan kemungkinan kehamilan tinggi.
Langkah 6
Jika 18 suhu tinggi diamati berturut-turut, maka kehamilan pasti datang.